Selasa, 24 Februari 2015

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI GARAM PROSES PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI GARAM PROSES PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

A.     Faktor Teknis Yang Mempengaruhi Produksi Garam
a.  Air Laut
Mutu air laut (terutama dari segi kadar garamnya (termasuk kontaminasi dengan air sungai), sangat mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk pemekatan (penguapan).

b. Keadaan Cuaca
·         Panjang kemarau berpengaruh langsung kepada “kesempatan” yang diberikan kepada kita untuk membuat garam dengan pertolongan sinar matahari.
·         Curah hujan (intensitas) dan pola hujan distribusinya dalam setahun rata-rata merupakan indikator yang berkaitan erat dengan panjang kemarau yang kesemuanya mempengaruhi daya penguapan air laut.
·         Kecepatan angin, kelembaban udara dan suhu udara sangat mempengaruhi kecepatan penguapan air, dimana makin besar penguapan maka makin besar jumlah kristal garam yang mengendap.

c. Tanah
·         Sifat porositas tanah mempengaruhi kecepatan perembesan (kebocoran) air laut kedalam tanah yang di peminihan ataupun di meja.
·         Bila kecepatan perembesan ini lebih besar daripada kecepatan penguapannya, apalagi bila terjadi hujan selama pembuatan garam, maka tidak akan dihasilkan garam. Jenis tanah mempengaruhi pula warna dan ketidakmurnian (impurity) yang terbawa oleh garam yang dihasilkan.

d. Pengaruh air
·         Pengaturan aliran dan tebal air dari peminihan satu ke berikutnya dalam kaitannya dengan faktor-faktor arah kecepatan angin dan kelembaban udara merupakan gabungan penguapan air (koefisien pemindahan massa).
·         Kadar/kepekatan air tua yang masuk ke meja kristalisasi akan mempengaruhi mutu hasil.
·         Pada kristalisasi garam konsentrasi air garam harus antara 25–29°Be. Bila konsentrasi air tua belum mencapai 25°Be maka gips (Kalsium Sulfat) akan banyak mengendap, bila konsentrasi air tua lebih dari 29°Be Magnesium akan banyak mengendap.

B.    Peminihan (Penguapan)
Setelah dari kolam penampungan (air laut 3 Be) dialirkan ke petak peminihan (penguapan). Berikut ini merupakan alur proses dalam kolam peminihan :

a. Selama tiga hari pertama air laut yang keluar masuk digunakan untuk membersihkan waduk  dari air hujan atau air tawar. Mulai hari keempat  sesuai dengan perkembangan iklim, air laut mulai ditahan di dalam tambak sampai konsentrasi minimal 2 °Be atau 20 gram/liter.

b. Pompa-pompa besar mulai dijalankan untuk mengisi peminihan-peminihan dan meja-meja.

c.  Setelah seluruh areal peminihan  terendam air laut pintu air ditutup, sehingga tebal air di peminihan sesuai dengan urutan-urutannya memiliki ketebalan minimal 7,5 cm.

d. Bersamaan dengan pengaturan ketebalan air laut pada peminihan  dimulai pekerjaan penimbangan konsentrasi air laut pada pintu air utama, di dalam tambak (sedikitnya di 3 tempat kalau tambaknya sangat luas) dan pada masing-masing peminihan tepatnya pada tempat-tempat dimana terdapat patok ukuran air yang dipasang.

e. Air laut ditimbang dengan Baume meter, pencatatan dilakukan secara tertib setiap hari selama musim pembuatan garam.

C.    Penampungan Air Tua
Proses penampungan air tua yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1.  Air dari petak peminihan (16 s.d 20 Be) selanjutnya ditampung dalam petak air tua
2.  Ketinggian air pada petak air tua 30 cm
3.  Air dalam petak air tua dapat dialirkan ke meja-meja garam dan dilakukan secara terus - menerus.






D.    Pengolahan Tanah dan Air di Meja-meja
Beberapa tahapan dalam pengolahan tanah di meja garam dilakukan sebagai berikut:
1.  Pengeringan pendahuluan dilakukan sebelum atau pada waktu air laut dialirkan untuk menghilangkan lumut-lumut. Pengeringan pertama dilakukan mulai dari meja terendah dalam satu seri, sehingga konsentrasinya mencapai maksimum 3 – 6 °Be.
2.  Pemadatan dengan menggunakan guluk pertama pada meja dilakukan  setelah pengeringan pertama selesai dan lahan  dijemur  hingga kering selama 1 – 2 hari, kemudian dasarnya dipemadatan dengan menggunakan guluk menggunakan pemadatan dengan menggunakan guluk kayu.
3.  Setelah meja mengalami proses pengeringan pertama dan pemadatan dengan menggunakan guluk pertama konsentrasi air akan mencapai maksimum 10 –14 °Be.  Selanjutnya dilakukan pengeringan kedua yang secara teknis sama dengan pengeringan pertama.
4.  Pemadatan dengan menggunakan guluk kedua dilakukan 1 – 2 hari setelah pengeringan kedua pada kondisi dasar meja dalam keadaan kering. Pelaksanaan teknis pemadatan dengan menggunakan guluk kedua sama seperti pemadatan dengan menggunakan guluk pertama sehingga dasar meja yang sudah menjalani proses pengeringan kedua dan pemadatan dengan menggunakan guluk kedua benar- benar bersih, rata, keras dan padat.
5.  Setelah air di dalam meja yang telah dipengeringan kedua dan pemadatan dengan menggunakan guluk kedua, konsentrasi air akan mencapai maksimum 20 – 23 °Be selanjutnya dilakukan pengeringan terakhir pada meja tersebut.
6.  Pemadatan dengan menggunakan guluk terakhir dilakukan 1 – 2 hari setelah pengeringan terakhir dan  pada kondisi dasar meja dalam keadaan kering. Pelaksanaan teknis pemadatan dengan menggunakan guluk terakhir sama dengan pemadatan pertama dan kedua, dilakukan dengan menggunakan guluk beton besar sebagai syarat untuk persiapan lepas air.


E.     Pengeluaran Air Tua (Lepas Air Tua)
Setelah meja mengalami proses pengeringan terakhir dan pemadatan dengan menggunakan guluk terakhir, serta konsentrasi air yang ada diatasnya telah mencapai 25 Be, selanjutnya Lepas Air Tua (LAT) pada meja tersebut dapat dilakukan.
Proses LAT adalah sebagai berikut :
1.   LAT dilakukan antara jam 10.00 s/d 13.00, pada konsentrasi 25 Be.
2.   LAT pada meja-meja lainnya berurutan keatas di dalam seri yang sama. (tambahkan gambar)
Perlu diperhatikan ketertiban dalam melakukan pencatatan urutan timbangan air pada meja-meja dalam buku produksi setiap hari, ketebalan air pada masing-masing meja dijaga minimal 5 cm, meja yang berfungsi sementara sebagai gentongan memiliki ketebalan air minimal 8 cm serta kekuatan persediaan air baik konsentrasi dan volumenya.
F.     Kristalisasi
Setelah proses meja LAT berakhir terjadi kristalisasi garam, selanjutnya dilakukan pemeliharaan proses kristalisasi dalam meja yang sudah LAT dengan menambahkan air tua yang memiliki konsentrasi  25 -  29 °Be setiap hari ke dalam meja serta tetap menjaga ketebalan air minimal 5 cm, ke dalam meja kristal dilakukan penambahan brine dengan konsentrasi minimal 25 – 26 °Be.
Pada sistem pemanenan yang dilakukan PT. GARAM (Persero), kristal garam dipelihara selama 30 hari sebelum dilakukan perataan.  Selang waktu dari LAT ke proses perataan selama 30 hari. Lapisan garam yang berumur 30 hari disebut lantai garam yang menjadi dasar pada pemanenan garam selanjutnya. Pada metode maduris kristal garam dipelihara selama 15 – 20 hari, setelah itu langsung dipungut diatas lantai tanah.

SALAM : JEFFRY ALLORERUNG, S.Pi



2 komentar:

  1. Saya menyediakan karung jumbo bag, sling bag kapasitas 500kg-2000kg kekuatan dijamin tersedia kondisi bekas ataupun baru, dan karung 50kg bekas ataupun baru ready bersta dar SNI, sudah berpengalaman sejak tahun 1995, cocok buat isi hasil bumi atau pertambangan sperti, pasir, silika, kapur, sawit, rempah2, biji2an, jenis plastik, dan grade food untuk makanan, sudah berpengalaman kirim ke seluruh Indonesia dan terpercaya, perlu diketahui menggunakan packing jumbo bag menghemat biaya finishing dan pengemasan produksi
    Kontak hubungi :
    Wa: 081296230410
    Tlp: 081278692200
    Email : Fikriefridho99@gmail.com
    Lokasi- Serang-Banten dan jabodetabeka

    BalasHapus
  2. Casino & Hotel Las Vegas - MapYRO
    Find Casino & Hotel 당진 출장안마 Las Vegas, NV, United States, Great Smoky Mountains 동해 출장마사지 National Park, 군포 출장샵 Tropicana Casino 삼척 출장안마 & 화성 출장마사지 Spa, Tropicana Casino, Tropicana Las Vegas,

    BalasHapus