FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PRODUKSI GARAM PROSES PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
A. Faktor Teknis Yang Mempengaruhi Produksi Garam
a. Air Laut
Mutu air
laut (terutama dari segi kadar garamnya (termasuk kontaminasi dengan air
sungai), sangat mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk pemekatan (penguapan).
b. Keadaan
Cuaca
·
Panjang
kemarau berpengaruh langsung kepada “kesempatan” yang diberikan kepada kita
untuk membuat garam dengan pertolongan sinar matahari.
·
Curah hujan
(intensitas) dan pola hujan distribusinya dalam setahun rata-rata merupakan
indikator yang berkaitan erat dengan panjang kemarau yang kesemuanya
mempengaruhi daya penguapan air laut.
·
Kecepatan
angin, kelembaban udara dan suhu udara sangat mempengaruhi kecepatan penguapan
air, dimana makin besar penguapan maka makin besar jumlah kristal garam yang
mengendap.
c. Tanah
·
Sifat
porositas tanah mempengaruhi kecepatan perembesan (kebocoran) air laut kedalam
tanah yang di peminihan ataupun di meja.
·
Bila
kecepatan perembesan ini lebih besar daripada kecepatan penguapannya, apalagi
bila terjadi hujan selama pembuatan garam, maka tidak akan dihasilkan garam.
Jenis tanah mempengaruhi pula warna dan ketidakmurnian (impurity) yang terbawa
oleh garam yang dihasilkan.
d. Pengaruh
air
·
Pengaturan
aliran dan tebal air dari peminihan satu ke berikutnya dalam kaitannya dengan
faktor-faktor arah kecepatan angin dan kelembaban udara merupakan gabungan
penguapan air (koefisien pemindahan massa).
·
Kadar/kepekatan
air tua yang masuk ke meja kristalisasi akan mempengaruhi mutu hasil.
·
Pada
kristalisasi garam konsentrasi air garam harus antara 25–29°Be. Bila
konsentrasi air tua belum mencapai 25°Be maka gips (Kalsium Sulfat) akan banyak
mengendap, bila konsentrasi air tua lebih dari 29°Be Magnesium akan banyak
mengendap.
B. Peminihan
(Penguapan)
Setelah dari kolam penampungan (air laut 3 Be) dialirkan ke petak
peminihan (penguapan). Berikut ini merupakan alur proses dalam kolam peminihan
:
a. Selama tiga hari pertama air laut
yang keluar masuk digunakan untuk membersihkan waduk dari air hujan atau air tawar. Mulai hari
keempat sesuai dengan perkembangan
iklim, air laut mulai ditahan di dalam tambak sampai konsentrasi minimal 2 °Be
atau 20 gram/liter.
b. Pompa-pompa besar mulai dijalankan
untuk mengisi peminihan-peminihan dan meja-meja.
c. Setelah seluruh areal
peminihan terendam air laut pintu air
ditutup, sehingga tebal air di peminihan sesuai dengan urutan-urutannya
memiliki ketebalan minimal 7,5 cm.
d. Bersamaan dengan pengaturan
ketebalan air laut pada peminihan
dimulai pekerjaan penimbangan konsentrasi air laut pada pintu air utama, di dalam tambak (sedikitnya di 3
tempat kalau tambaknya sangat luas) dan pada masing-masing peminihan tepatnya
pada tempat-tempat dimana terdapat patok ukuran air yang dipasang.
e. Air laut ditimbang dengan Baume meter, pencatatan dilakukan secara
tertib setiap hari selama musim pembuatan garam.
C.
Penampungan Air Tua
Proses penampungan air tua yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Air dari petak peminihan (16 s.d 20 Be)
selanjutnya ditampung dalam petak air tua
2. Ketinggian air pada petak air tua 30 cm
3. Air dalam petak air tua dapat dialirkan ke
meja-meja garam dan dilakukan secara terus - menerus.
D. Pengolahan
Tanah dan Air di Meja-meja
Beberapa tahapan dalam pengolahan tanah di meja garam dilakukan sebagai
berikut:
1.
Pengeringan pendahuluan dilakukan sebelum atau pada waktu air laut
dialirkan untuk menghilangkan lumut-lumut. Pengeringan pertama dilakukan mulai
dari meja terendah dalam satu seri, sehingga konsentrasinya mencapai maksimum 3
– 6 °Be.
2.
Pemadatan dengan menggunakan guluk pertama pada meja dilakukan setelah pengeringan pertama selesai dan
lahan dijemur hingga kering selama 1 – 2 hari, kemudian
dasarnya dipemadatan dengan menggunakan guluk menggunakan pemadatan dengan menggunakan guluk kayu.
3.
Setelah meja mengalami proses pengeringan pertama dan pemadatan dengan
menggunakan guluk pertama konsentrasi air akan mencapai maksimum 10 –14
°Be. Selanjutnya dilakukan pengeringan
kedua yang secara teknis sama dengan pengeringan pertama.
4.
Pemadatan dengan menggunakan guluk kedua dilakukan 1 – 2 hari setelah
pengeringan kedua pada kondisi dasar meja dalam keadaan kering. Pelaksanaan teknis
pemadatan dengan menggunakan guluk kedua sama seperti pemadatan dengan
menggunakan guluk pertama sehingga dasar meja yang sudah menjalani proses
pengeringan kedua dan pemadatan dengan menggunakan guluk kedua benar- benar
bersih, rata, keras dan padat.
5.
Setelah air di dalam meja yang telah dipengeringan kedua dan pemadatan
dengan menggunakan guluk kedua, konsentrasi air akan mencapai maksimum 20 – 23
°Be selanjutnya dilakukan pengeringan terakhir pada meja tersebut.
6.
Pemadatan dengan menggunakan guluk terakhir dilakukan 1 – 2 hari setelah
pengeringan terakhir dan pada kondisi
dasar meja dalam keadaan kering. Pelaksanaan teknis pemadatan dengan
menggunakan guluk terakhir sama dengan pemadatan pertama dan kedua, dilakukan
dengan menggunakan guluk beton besar sebagai syarat untuk persiapan lepas air.
E.
Pengeluaran Air Tua (Lepas Air Tua)
Setelah meja
mengalami proses pengeringan terakhir dan pemadatan dengan menggunakan guluk
terakhir, serta konsentrasi air yang ada diatasnya telah mencapai 25 Be,
selanjutnya Lepas Air Tua (LAT) pada meja tersebut dapat dilakukan.
Proses LAT adalah sebagai
berikut :
1. LAT dilakukan antara jam 10.00
s/d 13.00, pada konsentrasi 25 Be.
2. LAT pada meja-meja lainnya
berurutan keatas di dalam seri yang sama. (tambahkan gambar)
Perlu diperhatikan ketertiban dalam melakukan pencatatan urutan timbangan
air pada meja-meja dalam buku produksi setiap hari, ketebalan air pada
masing-masing meja dijaga minimal 5 cm, meja yang berfungsi sementara sebagai
gentongan memiliki ketebalan air minimal 8 cm serta kekuatan persediaan air
baik konsentrasi dan volumenya.
F.
Kristalisasi
Setelah proses meja LAT berakhir terjadi kristalisasi garam, selanjutnya
dilakukan pemeliharaan proses kristalisasi dalam meja yang sudah LAT dengan
menambahkan air tua yang memiliki konsentrasi
25 - 29 °Be setiap hari ke dalam
meja serta tetap menjaga ketebalan air minimal 5 cm, ke dalam meja kristal
dilakukan penambahan brine dengan konsentrasi minimal 25 – 26 °Be.
Pada sistem pemanenan yang dilakukan PT. GARAM (Persero), kristal garam
dipelihara selama 30 hari sebelum dilakukan perataan. Selang waktu dari LAT ke proses perataan
selama 30 hari. Lapisan garam yang berumur 30 hari disebut lantai garam yang
menjadi dasar pada pemanenan garam selanjutnya. Pada metode maduris kristal
garam dipelihara selama 15 – 20 hari, setelah itu langsung dipungut diatas
lantai tanah.
SALAM : JEFFRY ALLORERUNG, S.Pi
Saya menyediakan karung jumbo bag, sling bag kapasitas 500kg-2000kg kekuatan dijamin tersedia kondisi bekas ataupun baru, dan karung 50kg bekas ataupun baru ready bersta dar SNI, sudah berpengalaman sejak tahun 1995, cocok buat isi hasil bumi atau pertambangan sperti, pasir, silika, kapur, sawit, rempah2, biji2an, jenis plastik, dan grade food untuk makanan, sudah berpengalaman kirim ke seluruh Indonesia dan terpercaya, perlu diketahui menggunakan packing jumbo bag menghemat biaya finishing dan pengemasan produksi
BalasHapusKontak hubungi :
Wa: 081296230410
Tlp: 081278692200
Email : Fikriefridho99@gmail.com
Lokasi- Serang-Banten dan jabodetabeka
Casino & Hotel Las Vegas - MapYRO
BalasHapusFind Casino & Hotel 당진 출장안마 Las Vegas, NV, United States, Great Smoky Mountains 동해 출장마사지 National Park, 군포 출장샵 Tropicana Casino 삼척 출장안마 & 화성 출장마사지 Spa, Tropicana Casino, Tropicana Las Vegas,